Dibalik Keindahan Danau Tolire Terdapat Misteri Yang Tersimpan

Danau Tolire Besar adalah salah satu destinasi favorit wisatawan di Ternate. Bentuknya adalah sebuah danau kawah yang cukup dalam. Wisatawan hanya bisa menikmatinya dari bibir tebing yang tinggi.

Danau Tolire adalah danau yang berada di bawah kaki gunung api tertinggi di  Maluku Utara , yaitu Gunung Gamalama. Terdiri dari dua danau, Danau Tolire terbagi menjadi Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil, yang hanya berjarak 200 meter.

Danau Tolire Jaha terletak di barat laut Ternate, berjarak 4 kilometer dari puncak Gunung Gamalama dan 500 meter dari pantai. Danau kawah (maar) berukuran 500 meter x 700 meter ini terbentuk akibat letusan Gamalama pada tahun 1775.

Danau Tolire terletak di Desa Takome, kecamatan Pulau Ternate, 20 km dari kota Ternate. Jarak tempuh menuju Danau Tolire bisa dicapai 40 menit menggunakan mobil. Di sekitar Danau kebanggaan masyarakat Ternate ini tersedia aneka makanan yang dijual oleh para pedagang. Setiap pengujung yang datang bisa menikmati kesegaran   air kelapa   muda untuk sejenak melepas dahaga.

Danau Tolire  terdiri dari dua buah danau, yaitu  Danau Tolire Besar  dan  Danau Tolire Kecil . Berdasarkan sejarah geologi, terbentuknya  Danau Tolire  adalah akibat dari letusan freatik yang pernah terjadi daerah ini. Dari kedua danau ini,  Danau Tolire Besar  memiliki keunikan tersendiri. Danau ini menyerupai loyang raksasa. Dari pinggir atas hingga ke permukaan air danau dengan kedalaman sekitar 50 meter dan luas sekitar 5 hektare. Sementara kedalaman danau itu sendiri hingga kini tidak diketahui. Sampai saat ini belum ada yang mengukur kedalaman danau ini. Padahal tak sedikit peneliti yang mencoba mengukur kedalaman  Danau Tolire .

Danau Tolire Besar merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Ternate. Danau ini bagaikan sebuah mangkuk raksasa berisikan air berwarna hijau toska yang tenang. Di sekeliling danau ini dihiasi dengan hutan lebat berwarna hijau yang begitu menyejukkan mata.

Air tawar di Danau Tolire Besar merupakan tempat tinggal bagi berbagai macam ikan. Namun, warga masyarakat setempat tidak ada yang berani menangkap  ikan  atau  mandi  di danau itu. Mereka meyakini bahwa danau yang airnya berwarna coklat kekuning-kuningan itu, dihuni oleh banyak buaya siluman.

Selain itu di danau ini juga terdapat ikan mas yang tidak diketahui asal - usulnya. Menurut penduduk setempat, ikan - ikan tersebut merupakan jelmaan dari para dayang penunggu dewi ranu kumbolo. Karena itu ada larangan tidak tertulis agar tidak mengambil atau mengganggu ikan - ikan tersebut.
Keberadaan buaya di danau ini sudah dikonfirmasi banyak orang, terkait apakah warnanya putih atau tidak, saya kurang yakin. Namun yang jelas itu menjadi salah satu alasan mengapa tidak terlihat seorang pun yang berani berenang di danau berair tenang ini. Konon buaya yang mendiami danau ini jumlahnya bukan hanya sehitungan jari tangan, melainkan puluhan.

Selain Siluman Buaya Putih, Danau Tolire Besar juga menyimpan sebuah mitos tentang batu yang dilempar dan tidak akan pernah sampai ke permukaan danau. Siapa saja traveler yang iseng melempar batu dari tepian danau, batunya tidak akan pernah sampai ke permukaan.
Namun keindahan Danau Tolire Besar ternyata berbalut mitos Siluman Buaya Putih yang kerap dilihat penampakannya oleh warga sekitar. detikTravel juga pernah mengunjungi danau ini beberapa waktu silam.

Masih banyak mitos yang berkembang di Danau Tolire. "Di dalam danau, banyak buaya jadi-jadian," tutur Nafi, salah seorang warga setempat kepada  Okezone . "Di dalam danau, ada harta karun Kesultanan Ternate," sahut warga lainnya.

Konon pulau kecil yang berada ditengah danau ini merupakan istana para siluman buaya, kabarnya beberapa warga mengaku melihat sesosok buaya putih yang ukurannya lebih besar daripada buaya umumnya. Hal ini semakin menguatkan keangkeran danau sunter, danau yang luasnya hanya 15 hektar tersebut kini memang tak semistis dulu, karena sudah banyak bangunan seperti apartement didekatnya. Bahkan tempat ini sudah menjadi lokasi wisata rekreasi untuk olahraga air.

Yang menarik, batu-batu itu dijual dalam berbagai rupa. Ada yang masih dalam wujud asli, dan sepintas seperti batu marmer, tetapi masih berbentuk bongkahan. Katanya, pilihlah batu yang kandungan minyaknya tinggi sehingga ketika disinari, pantulan cahayanya tembus dengan sempurna. Batu akik ini harganya bervariasi mulai Rp 50.000 hingga jutaan rupiah.

Ada yang menyebutkan desain benteng ini jika ditilik dari atas menyerupai alat vital pria. Benteng ini terdiri dari dua lantai, terbagi atas dua bagian berbentuk silinder yang di tengah-tengahnya terdapat anak-anak tangga, dan  di bagian bawahnya berupa lorong yang dulu digunakan sebagai tempat perlintasan perahu-perahu kecil. Dari atas benteng kita bisa menikmati pemandangan kapal-kapal yang berlabuh dan Gunung Gamalama yang puncaknya diselimuti awan. Tidak ada tiket masuk, bayar seiklasnya

Apa yang dikatakan Musni tak sekadar cerita. Para pengunjung lain yang datang membenarkan cerita Musni. Mereka mengaku tak bisa melihat tanda batu tiba di permukaan air ketika mereka usai melempar. Setelah beberapa kali mencoba, tak sekalipun adanya tanda-tanda batu itu telah menyentuh air danau.

Cerita memilukan ini juga menerpa masyarakat desa itu. Mereka turut terserang imbas dosa dari Bapak serta putrinya tersebut serta Sang Kuasa juga mengutuk mereka seluruh jadi buaya putih penjaga Danau Tolire Besar yang awalannya yaitu desa mereka. Cerita ini memanglah diakui cuma hanya legenda, tetapi menurut pernyataan warga setempat, telah banyak wisatawan ataupun masyarakat lokal yang lihat segera kehadiran buaya-buaya putih penunggu Danau Tolire Besar dengan mata kepala sendiri. Berkaitan kutukan ini, warga setempat juga yakin kalau tak ada satupun orang yang dapat melemparkan batu sampai ke tengah danau.

Beragam cerita yang berkaitan Legenda ini jadi daya tarik sendiri untuk beberapa wisatawan yang bakal bertandang ke Danau Tolire. Bahkan juga, beberapa penjual makanan yang ada didalam kompleks object wisata Danau Tolire bisa jual batu-batu kerikil untuk menunjukkan kalau tak ada satupun yang bisa melempar batu sampai ke tengah danau. Anehnya, sampai saat ini memanglah tak ada satupun orang yang dapat melempar batu sampai ke tengah danau. Umumnya, sejauh apa pun lemparannya, lemparan tersebut cuma bakal selesai di tepi danau, atau kembali pada tebing tempat berdasar.

Namun, mereka boleh mencoba melemparnya setelah membeli batu yang banyak dijual di pinggir danau seharga Rp 1.000 untuk lima biji batu. Sejauh ini tidak seorang pun mampu melemparkan batu-batu itu hingga menyentuh permukaan air danau.

Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, menurut cerita masyarakat setempat, dulunya adalah sebuah kampung yang masyarakatnya hidup sejahtera. Kampung ini kemudian dikutuk menjadi danau oleh penguasa alam semesta, karena salah seorang ayah di kampung itu menghamili anak gadisnya sendiri.

Danau Tolire adalah sebuah danau indah yang berada di bawah kaki Gunung Gamalama, gunung api tertingi di Maluku Utara. Danau Tolire merupakan salah satu objek wisata unggulan di Pulau Ternate yang terletak di Desa Takome, Kecamatan Pulau Ternate, Maluku Utara. Danau yang terletak sekitar 10 km dari pusat kota Ternate, atau sekitar 60 menit dengan perjalanan darat dari pusat kota Ternate, Maluku Utara.  Danau Tolire terdiri dari dua buah danau, yaitu Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil. Berdasarkan sejarah geologi, terbentuknya Danau Tolire adalah akibat dari letusan freatik yang pernah terjadi di daerah ini.

Jangankan mencoba berenang merasakan suhu air danau, sebelumnya cobalah anda melemparkan sebuah batu ke danau. Apakah batu itu bisa sampai ke permukaan danau?Tidak, di dalam kompleks obyek wisata Danau Tolire dapat menjual batu-batu kerikil untuk membuktikan bahwa tidak ada satupun yang dapat melempar batu hingga ke tengah danau. Anehnya, hingga kini memang tidak ada satupun orang yang mampu melempar batu hingga ke tengah danau.

Beragam cerita yang berkaitan Legenda ini jadi daya tarik sendiri untuk beberapa wisatawan yang bakal bertandang ke Danau Tolire. Bahkan juga, beberapa penjual makanan yang ada didalam kompleks object wisata Danau Tolire bisa jual batu-batu kerikil untuk menunjukkan kalau tak ada satupun yang bisa melempar batu sampai ke tengah danau. Anehnya, sampai saat ini memanglah tak ada satupun orang yang dapat melempar batu sampai ke tengah danau. Umumnya, sejauh apa pun lemparannya, lemparan tersebut cuma bakal selesai di tepi danau, atau kembali pada tebing tempat berdasar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel